“Saya senang jika mendapat perintah tugas luar ke Bima. Karena saya selalu melewati Gunung Dua yang di Raba.” Demikian lelucon yang sedikit porno yang disampaikan salah seorang pejabat dari Pemerintah Propinsi NTB pada suatu kesempatan acara di kota Bima. Memang benar adanya, di tengah kota Bima ada dua buah bukit yang berdampingan. Sejak lama orang memanggilnya Gunung Dua. Entah sejak kapan orang Mbojo menyebut bukit di tengah kota itu dengan Gunung Dua.
Dalam Legenda Wadu Ntanda Rahi yang ditulis Alan Malingi, di atas bukit itu ada sebuah batu besar yang menyerupai manusia yang diyakini warga setempat sebagaimana isi dan alur cerita Wadu Ntanda Rahi. Dalam legenda itu, ribuan tahun yang lalu bukit itu menjadi saksi bisu pertaruhan kesetiaan seorang La Nggini menanti suaminya yang merantau ke negeri seberang. Dan untuk mengabadikan cinta kesetiaannya, La Nggini menjadi batu. Itu adalah legenda, tapi sampai kapanpun dia tetap melekat dalam masyarakat Bima bahwa kesetiaan itu adalah harga diri. Kesetiaan itu adalah mutiara dalam kehidupan berumah tangga.
Pada masa perjuangan pergerakan kemerdekaan terutama menjelang Indonesia Merdeka, Gunung Dua menjadi tempat persembunyian dan gerilya para pejuang Bima melawan penjajah. Di dua bukit inilah para pejuang mengintai pergerakan orang-orang Belanda maupun Jepang. Karena posisinya sangat strategis dan semua orang pasti melewati bukit ini, baik yang ke Bima di pusat kota maupun yang ke raba di pusat pemerintahan.
Saat ini berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota Bima untuk menjadikan Bukit itu Hijau dan Asri. Pemkot Bima saat ini menjadikan bukit itu sebagai paru-paru kota dengan menanam pepohonan agar tetap rindang dan sejuk. Di lereng bukit itu saat ini telah dibangun taman-taman dengan aneka lampu. Di sebelah selatan bukit itu terdapat perkampungan. Di sebelah timur adalah persawahan dan Pompa Bensin. Di sebelah utara, tepatnya di seberang Jalan Soekarno Hatta terdapat sebuah Taman Kota yang dikenal dengan nama Taman Ria. Taman Ria ini pun dulunya dalam Legenda Wadu Ntanda Rahi merupakan pelabuhan alam yang indah, tenang dan damai. Karena ribuan tahun lalu teluk Bima memanjang sampai ke timur yang ini telah menjadi perkampungan.
Terlepas dari itu semua Gunung Dua tetaplah menjadi romantika sejarah bagi semua orang yang datang dan pergi ke tanah Bima. Gunung Dua Di Raba, bukan sekedar joke ringan atau lelucon yang sedikit berbau porno. Tapi lebih dari itu, Gunung dua punya sejarah dan kesan tersendiri bagi orang Bima dan orang-orang yang mengunjungi tanah ini.(*Alan)
0 komentar:
Post a Comment