Profil Kota Bima


Penulis Muslimin Hamzah dalam bukunya “Ensiklopedia Bima” memuji kota Bima sebagai kota yang selalu dibuai angin laut. Kota ini memang indah, meski dikitari gunung dan bukit yang kecoklatan di musim kemarau dan hijau di musim hujan, sepintas memang tampak teduh. Tapi kota ini memang sedang dihadapkan pada persoalan serius yaitu pembabatan hutan yang telah berlangsung lama. Dan saat ini memang telah diupayakan berbagai kegiatan dan program penghijauan untuk mengatasi kegundulan hutan terutama di sekitar NCAI KAPENTA.
Secara geografis Kota Bima terletak di pulau Sumbawa bagian timur pada posisi 118* 41’00 bujur timur dan 8*30’00 lintang selatan dengan batas wilayah sebelah utara kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, Sebelah Timur Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, Sebelah selatan Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima dan sebelah barat Teluk Bima. Luas wilayah Kota Bima adalah 222,25 Km2 yang terbagi dalam lima kecamatan yaitu kecamatan Rasanae Barat, Kecamatan Asa Kota, Kecamatan Mpunda, Kecamatan Rasanae Timur dan Kecamatan Raba. Jumlah penduduk Kota Bima pada tahun 2008 berjumlah 129.843 Jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 64. 821 jiwa dan perempuan 65.022 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 adalah 1,97 %. Mata Pencaharian Penduduk Kota Bima didominasi oleh penduduk dengan mata pencaharian jasa kemasyarakatan yaitu 27,95 %, perdagangan Hotel dan Restaurant 23,34 %, pertanian 15,87 % dan pengangkutan, pergudangan dan komunikasi 14,15 %.
Terbentuknya Kota Bima telah melalui serangkaian proses dan perjuangan panjang yang diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat melalui beberapa konsultasi public yang dilaksanakan oleh DPRD Kabupaten Bima dan kalangan perguruan tinggi di Bima. Kemudian Bupati Bima membentuk tim tehnis Peningkatan Status Pemerintah kota Administratif Bima yang bertugas melaksanakan kajian dan study kelayakan tentang persiapan daerah Kota Bima. Hasil tersebut, Bupati Bima mengeluarkan surat kepada DPRD untuk mendapatkan persetujuan. Dan pada tanggal 22 Pebaruari 2001 DPRD Kabupaten Bima mengeluarkan Keputusan Nomor 3 Tahun 2001 tentang Persetujuan Peningkatan Status Kota Administratif Bima menjadi Pemerintah Kota Bima.
Proses terus berlanjut, pada tanggal 23 Pebruari 2001 Bupati Bima mengirim surat kepada Gubernur NTB dan ditindaklanjuti oleh Gubernur NTB dengan mengirim surat kepada DPRD Propinsi NTB. Dengan memperhatikan aspirasi masyarakat kabupaten Bima yang menginginkan peningkatan status Kotib Bima menjadi Kota Bima, DPRD Propinsi NTB memberikan persetujuan dengan surat Keputusan Nomor 01/KPTS/DPRD/2001 tanggal 15 Maret 2001. proses demi proses dilakukan dan klimaksnya terjadi pada tanggal 10 April 2002, DPR RI mengesahkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Kota Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Peluang Dan Potensi Menanti
Kota Bima mempunyai potensi sumber daya alam yang didukung kondisi lahan dan iklim yang cocok untuk pengembangan pertanian. Potensi-potensi yang ada tersebut mendukung program-program yang dikembangkan di sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi masyarakat. Komoditas Utama tanaman pangan kota Bima adalah Padi, Jagung dan kedelai. Namun seiring perkembangan waktu, perlu dicermati pula penggunaan lahan pertanian untuk pemukiman dan perumahan. Harus ada kebijakan untuk menetapkan Lahan Abadi Hijau untuk terus mendukung eksistensi pangan di kota Bima.
Kota Bima juga memiliki potensi di sektor kehutanan. Meskipun saat ini kondisi kawasan hutan sebagian berada pada kondisi kritis.Keberadaan Hutan memegang peranan penting dalam menjaga ekosistim disamping sebagai penyangga kehidupan masyarakat. Letaknya yang berada di pinggir teluk Bima, menjadikan Kota Bima juga memiliki Potensi sektor perikanan dengan keberadaan wilayah pesisir laut yang dimiliki. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2008 mencapai 553,10 ton yang terdiri dari budidaya tambak 508,50 ton, kolam/keramba 43.000 ton. Produk perikana yang berasal dari penangkapan laut 1.053.10 ton dan perairan umum 11.60 ton. Selain produksi ikan, produksi kelautan lainnya adalah rumput laut dengan luas 5 ha dan produksi rumput laut basah 38,40 ton.
Di bidang perhubungan dan transportasi, Kota Bima memiliki posisi yang strategis dalam pergerakan manusia dan barang, baik yang berskala regional maupun nasional. Pelayanan transportasi darat dan laut melayani mobilitas antar pulau. Transportasi darat dengan angkutan Bus melayani route antar kota dalam propinsi dan antar propinsi dengan tujuan kota-kota besar di pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Untuk pelayanan transportasi laut terdapat pelabuhan Bima yang dikelola oleh PT.Pelindo III Cabang Bima dengan route pelayaran antar pulau seperti Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.
Sektor Industri mempunyai peranan penting dalam kegiatan prekonomian. Industri yang ada di Kota Bima merupakan industri kecil dengan jumlah unit usaha sebanyak 768 unit dan menyerap tenaga kerja 1.959 orang. Jumlah industri yang dirinci menurut jenis kerajinan adalah industri kayu sebanyak 228 unit, Logam/Logam mulia sebanyak 113 unit, kain tenun 31 unit, makanan 230 unit, dan lain-lain jenis usaha masyarakat sebanyak 166 unit. Sementara itu, jumlah industri Rumah Tangga sebanyak 768 unit dan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.959 orang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bima pada tahun 2008 dirancang sebesar Rp.337.135.292.538 dengan realisasi sebesar Rp.330.081.046.334 (97.91 %0. Komponen Dana Perimbangan memberikan sumbangan terbesar dalam struktur target pendapatan Daerah Kota Bima yaitu sebesar 92,61 % sementara dua komponen lainnya presentasenya relative kecil yaitu lain-lain pendapatan daerah yang sah 4,98 % dan pendapatan Asli Daerah 2,40 %.
Dari peluang dan potensi yang dipaparkan di atas yang paling berpeluang untuk dikembangkan kedepan adalah sektor Industri dan Jasa. Karena posisi strategis Kota Bima telah lama dijadikan kota transit bagi kaum pendatang dari tiga titik yaitu Bali di sebelah barat, NTT di sebelah timur dan Sulawesi di sebelah utara. Pemberdayan dan penguatan pengembangan Industri kecil menengah seperti makanan dan kerajinan perlu dioptimalkan disamping sektor lainnya seperti pariwisata, pertanian agro dan sektor-sektor lainnya. (Diadaptasi Dari Buku Profil Daerah Kota Bima oleh Bappeda Kota Bima Tahun 2008)

Related Post



0 komentar:

Post a Comment

 
Powered by La Ari