Kabupaten Bima terletak di bagian Timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat, dengan posisi 118 derajat 44” sampai 119 derajat 22”BT dan 08 derajat 08” - 08 derajat 57” LS dan batas-batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Laut Flores
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- Sebelah timur : Selat Sape
- Sebelah Barat : Kabupaten Dompu
Kabupaten Bima berpendauduk sekitar 435.000 jiwa dengan luas wilayah mencapai 4.374,65 km2 atau 22,5% dari total luas propinsi NTB. Secara administratif Kabupaten Bima terdiri dari 18 Kecamatan dan 168 desa. Secara topografis wilayah Kabupaten Bima sebagian besar (70%) merupakan dataran tinggi bertekstur pegunungan sementara sisanya (30%) adalah dataran. Sekitar 14% dari propinsi dataran rendah tersebut merupakan areal persawahan dan lebih dari separuh merupakan lahan kering.
Dari aspek iklim, keadaan curah hujan tahunan rata-rata tercatat 80,77 mm atau 6,1 hari per bulan dalam setahun, atau 13 hari per bulan. Dengan dua indikator ini, maka dapat disimpulkan Kabupaten Bima adalah daerah berkategori kering sepanjang tahun, yang terdampak pada kecilnya persediaan air dan keringnya sebagian besar sungai. Suhu udara tertinggi yaitu 34 derajat pada bulan oktober dan terendah 23 derajat pada bulan juli.
Kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Bima selama periode 2005-2009 terus mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan di mana tingkat pertumbuhan ekonomi tumbuh dari 4,56% menjadi 6,02%. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 mencapai Rp 2,38 Triliun, sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan sebesar Rp.1,39 triliun. Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi tersebut membawa dampak pada peningkatan pendapatan per kapita dari Rp. 4,82 juta tahun 2007 menjadi Rp. 5,72 juta pada tahun 2008, atau mengalami peningkatan sebesar 5,73%%.
Ada beberapa potensi ekonomi yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bima , yaitu potensi alam, khususnya pertanian lahan datar, hasil laut dan hutan serta perdagangan telah mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Beberapa komoditi maupun produk unggulan Kabupaten Bima antara lain, yaitu: bawang merah,sapi, hasil-hasil laut/tambak, kerajinan,garam, mutiara.
Hasil kerajinan Kabupaten Bima cukup terkenal. Sekarang ini banyak baju, jas dan aksesoris lainnya yang terbuat dari kain tenunan Bima. Bahkan kain tenunan Bima pernah dipakai oleh Bapak Presiden SBY ketika acara konferenesi internasional di Bali beberapa tahun silam. Kerajinan tenun khas bima sudah terus mengalami perkembangan baik dari kualitasnya, desain, motif dan jaringa pemasarannya. Keunikan kerajinan tenun khas Bima selalu menjadi incaran para pembeli ketika mengikuti berbagai kegiatan ekspo di luar daerah, seperti : NTB Expo, Jogja Expo maupun Jakarta Expo.
Hasil mutiara telah dibuat berbagai macam produk hiasan. Budidaya mutiara merupakan budidaya laut yang patut dibanggakan. Kecamatan Sape, Wera dan Langgudu mampu memproduksi mutiara dengan begitu baiknya, permintaan dan kebutuhan pasar di dalam maupun luar daerah begitu tinggi, ini menjadi bukti baiknya kualitas mutiara di Bima.
Selain mutiara, rumput laut telah dikembangkan menjadi berbagai produk makanan. Hasil ikan segar tangkapan yang sangat banyak dan beragam di periaran laut Bima menjadi sumber gizi dan bahan makanan bagi beberapa perusahan makanan. Selain itu Bima juga sangat terkenal dengan Garamnya yang melimpah. Garam merupakan salah satu komoditi ekspor ke luar daerah
Bawang merah merupakan komoditi andalan Kabupaten Bima dan ditanam pada beberapa wilayah kecamatan, diantaranya : Kecamatan Belo, Monta, Sape, Lambu, Ambalawi dan Wera, dengan luas area potensial pengembangan pertanian bawang merah mencapai 7.227 Ha, Hasil produksi mencapai 87.868 ton per tahun dengan luas areal 7.227 ha (BPS, 2008). Hasil bawang telah memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap pendapatan masyarakat. Bawang telah diekspor keluar daerah, seperti bali, jawa, makassar dan banjarmasin.
Sapi merupakan komoditi utama yang menjadi sumber mata pencaharian masyarakat Bima. Komoditi sapi hampir berada di seluruh kecamatan dan populasinya terus mengalami peningkatan. Total populasi Sapi di Bima tahun 2010 mencapai 70.000 ekor. Sapi sebagian dijual keluar daerah dan dikonsumsi untuk masyarakat daerah. Setiap tahun sekitar 7.000 ekor sapi dijual keluar daerah.
Sebagaimana diketahui bahwa Pulau Sumbawa sebagai Wilayah Pemurnian Sapi Bali maka tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini memberikan dampak positif antara lain :
- Sapi Bali merupakan salah satu Ras Sapi Asli Indonesia yang sangat tahan terhadap stres iklim dan daya adapatasinya yang cukup baik sehingga menjadi kebanggaan Indonesia.
- Rasa Daging yang sangat khas (Gurih dan tekstur yang halus/ lembut, sangat digemari oleh Negara lain.
- Nilai Karkas cukup tinggi.
Budidaya rumput laut terkonsentrasi pengembangannya pada wilayah Kecamatan Sape, Lambu, Langgudu dan Wera dengan rata-rata produksi per tahun mencapai 171 Ton. Pengolahan yang baik dapat meningkatkan produksi. Budidaya rumput laut akan tetap dikembangkan guna menjawab tantangan pasar yang permintaannya terus mengalami peningkatan setiap tahun. Potensi pesisir yang cocok untuk rumput laut merupakan peluang untuk terus meningkatkan produksi rumput laut di Kabupaten Bima guna memenuhi permintaan ekspor yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Produksi ikan tangkap adalah satu keunggulan Kabupaten Bima, mengingat luasnya potensi perairan laut. Demikian pula dengan lahan tambak yang cukup luas menjadi sumber untuk peningkatan budidaya ikan tawar. (Disadur dari Brosur Ekonomi Mengenal Kabupaten Bima Beserta Potensinya : Bagian Ekonomi Setda Kab. Bima)
1 komentar:
Salam. Senang sekali bisa membaca profil Bima. Saya punya rencana untuk hijrah ke Bima dalam waktu dekat namun sampai sekarang saya belum tahu benar daerah di sana dan bagaimana di sana. Saya ingin bekerja di sana terutama di puskesmas. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Post a Comment